Selasa, 14 Desember 2010

Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner bukan penyakit infeksi bakteri yang mudah dihalau apabila mendapat antiobiotik yang tepat. Penyakit ini juga bukan seperti penyakit usus buntu yang dapat diselesaikan dengan tuntas saat sang usus yang meradang itu dipotong. Penyakit ini adalah penyakit kronis yang terus mendera pembuluh darah jantung seseorang seumur hidupnya.

Obat-obatan penyakit jantung koroner dimaksudkan tidak sekadar mengurangi atau bahkan menghilangkan keluhan. Yang lebih penting lagi adalah memelihara fungsi jantung sehingga harapan hidup akan meningkat. Obat-obat jantung bekerja dengan berbagai mekanisme.
- Obat nitrat (isoborbide dinitrat) yang biasanya diberikan di bawah lidah dimaksudkan untuk melebarkan sesaat pembuluh koroner.
- Obat penyekat beta (bisoprolol, metoprolol, carvedilol) bekerja menurunkan laju irarna agar jantung tidak boron menggunakan oksigen.
- Obat aspirin bekerja mengencerkan darah agar tidak terbentuk gumpalan darah.
- Obat statin bekerja terutama menurunkan kadar kolesterol jahat sehingga menekan progresivitas penyakit serta menstabilkan kerak-kerak agar tidak mudah retak. Kerak yang retak di pembuluh darah dapat memicu serangan jantung.

Obat-obat ini, walaupun rasa sakit sudah hilang, mesti diminum terus apabila tidak ada kontraindikasi. Pada penderita dengan penyempitan yang berat, diperlukan tindakan intervensi jantung; apakah dengan pemasangan cincin (stent) atau operasi bypass. Walaupun tindakan intervensi dilakukan, obatobat yang diperlukan bagi kesehatan pembuluh darah mesti tetap dikonsumsi. Sejatinya, tindakan pemasangan cincin PJK adalah untuk mengatasi penyempitan pembuluh koroner adalah tindakan lokal, yaitu hanya lokasi-lokasi tertentu yang dipasangi cincin.

Penyakit jantung koroner adalah penyakit sistemik sehingga ancaman ini sebenarnya terjadi pada keseluruhan pembuluh darah itu sendiri, bahkan juga pembuluh
darah di organ-organ lain. Di lokasi penyempitan yang sudah seumur hidupnya. dipasangi cincin juga bisa menyempit ulang (restenosis) atau bahkan terbentuk gumpalan darah (in stent thrombosis). ltu sebabnya, tidak heran jika sebagian orang harus menjalani prosedur ulang, baik mengatasi penyempitan di tempat lain ataupun penyempitan ulang di lokasi yang sama.

Adapun operasi bypass sejatinya dimaksudkan untuk membuat rute baru bagi darah agar tidak melalui jalan yang menyempit. Jadi, proses pembentukan kerak itu bisa saja terus terjadi dan memperberat pembuluh asli itu sendiri, atau memengaruhi pembuluh darah baru yang dijadikan pembuluh penyambung (graft).

Pustaka
Menakluklan Pembunuh No.1 Oleh Dr. A. Fauzi Yahya, Sp.J.P.(K), FIHA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar